Adonan Kehidupan

Dua orang anak laki-laki menceritakan kepada neneknya betapa buruknya hari mereka : ada orang yang mengganggu mereka di sekolah, orangtua mereka memarahi mereka, dan mereka terkena flu.

Sang nenek mendengarkan keluh kesah kedua cucunya itu dengan sabar sambil membuat adonan kue. Kemudian nenek itu bertanya apakah kedua anak itu mau makanan ringan, tentu saja keduanya mau.

“Ini, ada sebotol minyak goreng,” ujar sang nenek.

“Menjijikkan..” ungkap salah satu anak laki-laki itu. Baca lebih lanjut

Lamaranmu Kutolak

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya.

Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.

Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda.

Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya.

Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang perempuan muda, dari sisinya.

“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?” tanya sang setengah baya.

“Iya, Pak,” jawab sang muda.

“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam?” tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan.

“Ya Pak, sangat mengenalnya,” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

“Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya. Baca lebih lanjut

Cerita tentang Uang

Alkisah gambar Proklamator Soekarno-Hatta di lembaran uang pecahan Rp100.000,- sedang berbincang santai di suatu sore bersama tumpukan lembaran uang lainnya, dalam sebuah dompet kulit.

“Kadang saya ini sering iri kalau liat Kapiten Pattimura di duit seribuan itu,” kata lukisan Soekarno membuka percakapan.

“Lho memangnya ada apa dengan beliau?” tanya lukisan Bung Hatta sambil memperbaiki posisi kacamata bingkai tebalnya.

“Lha coba Anda bayangkan saja, hubungannya begitu dekat dengan rakyat kecil dibanding kita-kita ini. Padahal aslinya saya ini dikenal dekat dengan orang-orang kalangan menengah ke bawah, dan orang-orang susah,” kata lukisan Bung Karno dengan agak geram.

“Maksudnya gimana sih?” tanya lukisan Bung Hatta makin penasaran.

“Coba tuh perhatikan. Kapiten Pattimura itu zaman sekarang ini sangat akrab sama tukang sayur, pedagang asongan, tukang parkir, pak ogah yang membantu mengatur lalu lintas di perempatan, apalagi sama pengemis pinggir jalan, dia juga sering i’tikaf dalam kota infak di masjid, juga dalam keranjang sumbangan keliling,” jawab lukisan Bung Karno berapi-api. Baca lebih lanjut

Rekam Jejak Inspirasi RSCM

“Semangat manusia lebih kuat daripada segala sesuatu yang terjadi padanya.”

– C.C.Scot –

RSCM 1: Gerimis

Suasana di ruang Unit Gawat Darurat masih ramai. Beberapa orang berseragam biru muda dengan tulisan “dokter jaga” di bagian dada terlihat sibuk berlalu lalang diikuti oleh para perawat. “Siapa keluarganya?” tanya salah seorang dokter. “Saya, Dok.” jawabku singkat. “Cuma kamu sendiri?” tanya dokter itu heran, lalu melanjutkan, “Oke ngga apa-apa. Jadi, gangren ayah kamu sudah cukup parah. Nanti kita coba rontgen dulu. Kalau sudah sampai ke tulang, harus operasi besar, tapi kalau baru di bagian kulit, mungkin cuma pengangkatan jaringan mati. Perlu sekitar dua kali operasi. Pihak keluarga sudah setuju untuk pelaksanaan operasi? Kalau iya, tolong tandatangani surat persetujuannya malam ini.”

Malam itu, seperti ada di dalam mimpi rasanya. Seumur hidup aku jarang pergi ke rumah sakit, jarang mengantar orang ke rumah sakit, dan belum pernah di rawat di rumah sakit atau mengurus segala hal terkait perumahsakitan. Dan sekarang, pukul 2 pagi, berdiri sendiri, membuat keputusan sendiri, menandatangani surat operasi. Sungguh di luar rencana, tapi bukankah Allah memang selalu punya rencana terbaik untuk hamba-Nya walaupun kadang terlihat di luar rencana? Kalau begitu bukankah tidak masalah di luar rencana kita asalkan masih rencana-Nya? Aku pergi ke bagian administrasi untuk mengurus administrasi, masuk, dan menanyakan besar biaya operasi untuk gangren. Operasi kecil memakan biaya 7 sampai 10 juta rupiah sedangkan operasi besar 13 sampai 20 juta rupiah. Bagaimana seorang mahasiswa bisa membayar biaya operasi sebesar itu? Perjalanan penuh inspirasi di RSCM ini pun di mulai. Baca lebih lanjut

Sandal Jepit dan Sepatu

Disebuah toko sepatu dikawasan perbelanjaan termewah di sebuah kota, Nampak di etalase sebuah sepatu dengan anggun diterangi oleh lampu yang indah. Dari tadi dia Nampak jumawa dengan posisinya, sesekali dia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memamerkan kemolekan designnya, haknya yang tinggi.

Pada saat jam istirahat, seorang pramuniaga yang akan makan siang meletakkan sepasang sandal jepit tidak jauh dari letak sang sepatu.

”Hai sandal jepit, sial sekali nasib kamu, diciptakan sekali saja dalam bentuk buruk dan tidak menarik”, sergah sang sepatu dengan nada congkak.

Sandal jepit hanya terdiam dan melemparkan sebuah senyum persahabatan.

”Apa menariknya menjadi sandal jepit?, tidak ada kebanggaan bagi para pemakainnya, tidak pernah mendapatkan tempat penyimpanan yang istimewa, dan tidak pernah disesali pada saat hilang, kasihan sekali kamu”, ujar sang sepatu dengan nada yang semakin tinggi dan bertambah sinis. Baca lebih lanjut