Belajar dari Pelangi

Dahulu, warna-warna yang ada di Bumi bertengkar. Semua mengklaim dirinya paling bagus, dan paling berguna.

Si Hijau mengatakan, ”Akulah yang terpenting. Aku simbol kehidupan dan pengharapan. Aku dipilih oleh padi, rerumputan, dan pepohonan. Tanpa diriku, semua makhluk akan mati.”

Si Biru menimpali, ”Jangan hanya berpikir tentang Bumi. Lihatlah birunya langit dan lautan luas. Air adalah sumber kehidupan, langit memberi ruang dan kedamaian.”

Si Kuning menyela, ”Ah, kalian terlalu serius. Aku membawa kegembiraan dan kehangatan di dunia. Matahari berwarna kuning, juga Bulan. Tanpa kehadiranku tak ada kegembiraan.” Baca lebih lanjut

Renungan Hati

Joana Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross,perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.

Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam. Baca lebih lanjut

Andai Aku Tahu

“Allahu akbar..Allahu akbar”

“Allahu akbar..Allahu akbar”

Gema adzan telah menyapa. namun aku masih asyik dengan pembahasan suatu acara yang akan dilaksanakan sebentar lagi. tanggung, pikirku. waktu solatnya kan lama. rapatnya juga beres bentar lagi.

Tak terasa pembicaraan ini seru sekali. aku bercanda tawa dengan teman2ku selama rapat berlangsung. tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 7 kurang 10. aku pun solat maghrib dengan terburu2. entah surat apa yang aku baca tadi.

Tepat setelah aku mengucap salam, salah seorang temanku mengajak makan malam. tanpa berpikir panjang aku pun mengiyakannya. perut ini telah keroncongan semenjak tadi, menuntut untuk dipenuhi haknya. Baca lebih lanjut

Skenario Allah Memang Indah

Pernahkah ingat awal kisah cinta Ali bin Abi Thalib dengan Fathimah? Sepupu muda Rasulullah yang disebut-sebut Rasul sebagai gerbang ilmu pengetahuan ini menaruh hati pada putri Rasulullah SAW di masa-masa remajanya. Bak seorang remaja yang sedang memasuki masa pubertasnya, hatinya dipenuhi keinginan untuk menjadi partner 24 jam-nya Fathimah. Tapi Ali sadar bahwa dirinya tak memiliki apa-apa. Terlebih lagi tersebar berita bahwa Abu Bakr telah meminang Fathimah. Saat itu asa pupus. Ali pun menyadari bahwa dirinya hanya seonggok batu kerikil bila dibandingkan dengan sosok Abu Bakr. Senyum pun tersirat.

Tak lama kemudian, terdengar kabar bahwa lamaran Abu Bakr ditolak Rasul. Secercah harapan muncul dalam diri Ali. Tapi kembali terhapus saat Ali mendengar kedatangan Umar mengunjungi kediaman Rasul dengan niat yang sama seperti Abu Bakr. Perang batin berkecamuk di dalam diri Ali. Satu sisi mengatakan bahwa Ali ingin sekali menikahi Fathimah, namun sisi yang lain mengatakan bahwa dirinya tak pantas disandingkan dengan putri seorang utusan mulia. Baca lebih lanjut

Ketika Popularitas Menjadi Prioritas

“innamal a’malu binniyyat, wa innama likullimriin ma nawa” itulah potongan dari salah satu hadis yand diriwayatkan oleh imam bukhori dan imam muslim yang kurang lebih berarti “sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya bagi semua perbuatan adalah apa yang diniatkan kepadanya.”

Semua hal yang dilakukan manusia pasti didasari oleh sebuah niat. Seperti setiap bangunan yang disangga oleh tiang-tiang penyangga. Niat adalah hal yang paling mendasari sebuah perbuatan. Niat pulalah yang menentukan apakah perbuatan tersebut akan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Karena tanpa niat yang sungguh-sungguh maka suatu perbuatan tak akan mendapatkan hasil yang bagus. Baca lebih lanjut